Beberapa waktu ini Indonesia mulai kembali marak dengan RUU Pornografi yang akan dicanangkan oleh pemerintah, yang akhir-akhir ini mulai meresahkan para generasi muda. Dan dengan adanya pemberlakuan dari pemerintah untuk masalah pornografi dan pornoaksi dapat dihentikan dengan dibentuk nya RUU Pornografi dan Pornoaksi di Indonesia.
Didalam hal ini cukup banyak media yang menampilkan masalah pornografi dan porno aksi mulai dari gambar, cerita pendek, film yang menjadi media penyampaian kepada masyarakat umum yang harus ditindak tegas didalam menjalankan RUU ini, lalu bagaimana dengan media internet..? yang memberikan akses keseluruhan dengan sangat mudah dan dapat dilihat oleh semua orang, apakah RUU Pornografi dan pornoaksi dapat dikatakan mampu mengatasi segala hal yang berbau pornografi..?
Jika kita membahas masalah RUU pornografi dan porno aksi ada baiknya kita memulai dari diri kita masing-masing, apakah akhlak dan iman kita sudah cukup mampu menahan segala godaan dalam hal tersebut..? sejauh mana kita mengetahui keburukan atau dampak dari pornografi dan pornoaksi, sedangkan sekarang banyak para selebritis yang asik mempertontonkan tubuhnya dilayar televisi.
Yang akan menjadi pertanyaan kita sekarang, bagaimanakah yang disebut dengan pornografi dan porno aksi..? apakah acara olahraga renang dengan menggunakan bikini termasuk pornoaksi..? Memang masih menjadi PR bagi para Panitia RUU Pornografi didalam memberi makna yang termasuk didalam pornografi dan porno aksi.
aku termasuk yg paling depan mendukung UU Anti Pornagrafi n sgala mcm berbau porno deh...
ReplyDeleteSalam Kenal balik....
masih banyak pro-kontra yah... biarin aja deh... kan katanya demokrasi :D
ReplyDeleteBagaimanapun juga, hrs ada UU yang ngatur masalah ginian. Indonesia ini lebih vulgar dari negara2 barat lho.
ReplyDeleteContoh kecil aja, penjualan vcd porno dan majalah dewasa bisa di sembarang tempat. Yg beli anak sekolahan juga ga papa Segila2nya Amerika, ga bakalan deh tukang majalah bolehin anak sekolah beli majalah dewasa. (Kl tuh anak dapet dari tempat lain, itu urusan lain).
So kedengerannya ruwet sih tp harus dipikirin. Aku juga kl ntar punya anak ga mau dong mereka sampe liat goyangan dewi perssik yang seronok itu di tipi.
Saya pernah baca beberapa isi dari UU Pornografi ini...dan maknanya bisa dilihat secara bias,
ReplyDeleteArtinya setiap orang punya persepsi yang berbeda dengan devinisi pornografi...
Ada satu yg saya rada menggelitik dengn UU ini...Haruskah moral setiap individu diatur oleh Undang-Undang!!
Punten ngiring ngarewong....Wilujeung tepang Akang..
Yang paling penting mari kita menjaga moral diri kita pribadi sendiri. RUU dibuat sedemikian rupa, kalo moralnya bejat ya tetep bejat.
ReplyDeleteHmmm...Apakah pro-kontra ini sngja dgulirkan untk mmprkeruh suasana?
ReplyDeletenah itu dia mas, belum ada batasan mana yang porno aksi dan pornografi, harusnya ditentukan dulu batasannya baru keluarin UU nya, klo masyarakat belum tau mana batasannya ya jadinya nambah masalah
ReplyDeletesaya rasa hal ini sangat komplex banget mas.. :D
ReplyDeleteemang komplex banget masalah deskripsi pronografi.. namun bagaimanapun juga kalo memamng mau benar2 dibuat RUU nya maka harus dibuat batasan-batasan dan deskripsi ttg porno itu sendiri
ReplyDeleteKalo saya juga mendukun UU pornografi tapi ya itu tadi, pendapatan sedo jadi menurun... hiks
ReplyDeleteRUU APP nya masih ambigu, ga mikir gimana adat istiadat di Indonesia yang masih banyak terbelakang? (misalnya baju adat yang transparan, ato adat mendi bersama di kali kayak yg ada di Bangli-Bali, ato misalnya pas lg d pantai aja lah ga usa jauh2...). aya menolak RUU APP!! itu mah cukup dari hati aja, kalo emang otaknya bejat mo diatur gmn jg percuma....
ReplyDeletekalau pendapat saya sihh buang-buang waktu buang-buang biaya?? kalau para dewan bikin undang-undang itu biaya berapa sihh??
ReplyDeletesependapat sama bocahiseng :D
ReplyDeleteApa kata pemerintah aja deh, saya kan cuman orang kecil :(
ReplyDeleteaq setuju tapi beberapa bunyi dari uu nya aq rasa perlu di tinjau lagi deh..
ReplyDeleteYang ga setuju adalah Fraksi PDIP... menurut saya karena kalo setuju, basis suara PDIP di bali akan habis... :-t
ReplyDeleteNantinya, atlit renang dan atlit senam harus mengenakan pakaian resmi, seperti jas dan untuk yang cewek pake baju kayak cinderella... =))
ReplyDeleteah ...tari jaipong ntar ndak boleh pakai kebaya tapi harus pakai jas ujan kali ye ....
ReplyDeletesudah saatnya generasi tua di dpr sana segera angkat kaki
kaburrrrrrrrrrrrr
DPR nya plan-plin..
ReplyDeletemungkin kurangs etorannya kali..jadi lama
pornografi gak akan pernah mati. dan akan selalu menjadi musuh kehidupan.. hehehe...
ReplyDeletesetuju ma mas Anang, meskipun disahkan jg tetep aja ada. DIJAMIN deh :)
ReplyDeletemanut ajalah,
ReplyDeleteweleeeh,..pengen komentar ko udah disebutin alesannya semua....!!!ngabsen aja deeh,..
ReplyDeletehmmm.., bingung mo kasi komentar apa.., saya isi absen aja kali yah .. :))
ReplyDeletetarik ulur dan berlarut pengesahan RUU antipornografi dan pornoaksi konon ada beberapa klausul yang bias tafsir. ada piahk tertentu, khususnya kaum seniman yang merasa terkekang kreativitasnya jika draft RUU langsung disahkan. juga kelompok masyarakat yang masih menjadikan busana minim sebagai salah satu atribut budaya. ini penting dicermati agar tak sampai menimbulkan keresahan setelah disahkan.
ReplyDeletehhe hhe debat melulu
ReplyDeletehttp://www.asephd.co.cc
RUU ini pantas masuk MURI sebagai "RUU yang dibahas paling lama di DPR" bayangkan sampai 5 tahun bro!!!!
ReplyDeleteApanya yang perlu diperdebatkan sedemikian serius dan butuh waktu lama. lha, wong Amerika sebagai negara penganut kebebasan saja sudah punya UU Pornografi sejak lama. Jepang yang bukan negara Islam saja sudah punya. Sekarang di Perancis dan Inggris lagi dibahas.
KOk kita yang mengaku bangsa timur yang penuh nilai moral dan etika serta mayoritas Islam menjadi "alergi" dengan RUU yang akan menyelematkan moral anak bangsa ini.
@ifoel: saya juga setuju mas, tapi bagaimana deskripsi yang diberikan tentang pornografi dan pornoaksi ini.
ReplyDelete@choen: samapai saat ini memang masi pro dan kontra
@eeda: wah orang tua yang baik selalu membimbing anaknya dalam menyaksikan tayangan televisi.
@yopan: seperti yang saya ungkapkan tadi mas, kita hrus kembali pada diri kita masing-masing
@blogendeng: saya setuju dengan pendapatnya mas
@ardy: kalo untuk masalah itu saya masih belum ada bayangan mas.
@danu: ya betul mas
@fachia: memang masih menjadi PR bagi mereka yang duduk di parlemen :)
@inetbuzz: ya betul mas.
@paman gober: semoga saja mas tidak berpengaruh pada bisnis online ya :D
@fenny: masih dipertanyakan mba fenny untuk kelanjutan tentang RUU ini.
@bocahiseng: wah kalo itu saya kurang mengerti mas :P
@radenbeletz: ya mas.
@adelia: bukan berarti kita rakyat kecil kita tidak memberikan suara lho mba, sekarang jaman nya reformasi :D
@frendli: memang masih dipertanyakan untuk maslah ini mas.
@migg33citeurup: saya setuju mba hehehhe...
@sapimoto: bisa masuk 7 keajaiban dunia yah mas.. :P
@bagus pras: hehehhe...
@iam: bisa jadi mas
@anang: memang dalam hal ini akan menjadi turun temurun bagi penerus kita mas
@panda: iya mas
@masisman: hehehhe
@brigadista: kritis semua komennya yah mas :)
@speydeek: trima kasih atas kunjungannya mas
@sawali: disinilah definisi RUU tersebut masih dipertanyakan mas
@syamsudin: iya betul mas, hanya sekedar bualan belaka bagi yang duduk diparlemen, akan tetapi hingga saat ini justru RUU Pilpres yang belum lama sudah ditetapkan :P
Peraturan di buat untuk di langgar ataukah adanya pelanggaran bau perlu peraturan? Rasanya saya malah bingung kok. Jadinya ya... demokrasi itu aa sih? Gimana implementasi demokrasi? Perlukah ahlaq itu di perlakukan secara hukum?
ReplyDeletelet we see, the reason and the result.
ReplyDeleteada hal esensial lain yang harus dipikirkan oleh para pemimpin: PENDIDIKAN dan KEMISKINAN.
Bingung dah, uud porno gitu. Memang sekarang di pantai harus pakai kemeja nih..Renang pakai jas, Lari pagi pakai jas, dasi, wah repot
ReplyDeleteKalau baca buku "Kenapa berbikini Tak Langgar UU Porno" (ada di Gramedia) maka yang menolak UU Porn harus mendukung, sedangkan yang mendukung seharusnya menolak. Kenapa begitu?
ReplyDelete