Konser musik maut itu diadakan dalam rangka launching grub band beraliran underground Beside. Acara yang diselenggarakan Enk Ink Enk Enterprise tersebut menunjukkan akan berakhir rusuh saat grup band Beside tampil pukul 19.30. Saat itu, penonton membeludak di luar pintu gedung AACC. Mereka tak bisa masuk karena kondisi di dalam gedung penuh sesak.Sekitar pukul 20.00, suasana bertambah parah.
Para penonton yang mulai rusuh di luar gedung berupaya menjebol pintu dan berhasil. Suasana kian tak terkendali ketika sejumlah penonton di dalam gedung berupaya keluar menjelang akhir konser pukul 20.20. Tumpukan arus penonton yang memaksa masuk dan yang berusaha keluar itumembuat beberapa penonton jatuh dan terinjak-injak.Setelah keadaan dapat dikendalikan, satu jam kemudian diketahui ada sepuluh orang tewas. Mereka adalah Diki Jaelani Sidik, 21, warga Kampung Leuweung Gede, Kota Cimahi; Agung Fauzi Pratama, 18, warga Cibaduyut Raya, Bojongloa Kidul, Bandung; Yusuf Ferdian, 19, warga Babakan Sari, Kiaracondung, Bandung; Ahmad Wahyu, usia belum diketahui, warga Jalan Sitimunigar, Nyengseret, Bandung; Ahmad Furqon Ramdhani, 21, warga Jl Sitimudiar, Nyengseret, Bandung. Kemudian, korban lainnya Novan, 17, warga Cihaur Hilir, RT 4 RW 8; Novi Febriani, 15, warga Babakan Tarogong; Yudi Kurniadi, 16, alamat belum diketahui, Tian Kristianto, usia belum diketahui, warga Babakan Sari, Kiara Condong; dan Dodi, usia dan alamat belum diketahui.Hingga tadi malam, beberapa jenazah korban sudah diambil keluarganya dari ruang pemulasaran jenazah RS Hasan Sadikin, Bandung. Bahkan, korban Novi Febriani sudah dimakamkan.
Menurut Kepala Tim Dokter Forensik RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Noorman Herryadi, sebagian besar korban tewas akibat kehabisan napas saat berdesak-desakan. "Mereka jatuh, terinjak-injak dan terimpit. Tanda-tanda kehabisan napas kita temukan di delapan korban yang sudah diotopsi," jelasnya. Ketika ditanya apakah korban tewas juga disebabkan minum alkohol, Noorman belum bisa memastikan. "Kita tunggu pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.Menyinggung soal izin penyelenggaraan, Kapolwil menjelaskan, panitia pertunjukan yang menghadirkan kelompok musik Beside itu sudah mendapatkan izin keamanan. Bahkan, lanjut dia, sebagai tindak lanjut pengamanan acara, polwiltabes menurunkan ratusan anggotanya. "Izin ada. Izin dikeluarkan berdasar rekomendasi dari Polres Bandung Tengah. Nah, untuk itu, kami lakukan pengamanan dalam acara tersebut," urainya.Yang patut disesalkan, saat acara berlangsung, panitia lalai mempersiapkan berbagai hal sebagai bentuk pengamanan dan keamanan bagi penonton. "Kalau itu dilakukan, tentu saja akan terhindar jatuhnya korban jiwa," terangnya.Kapolwil menambahkan, berdasar hasil otopsi, diperoleh keterangan bahwa korban meninggal karena kehabisan oksigen. Itu terjadi karena antara penonton di dalam dan di luar gedung berdesak-desakan. Semakin banyaknya kumpulan manusia di sebuah titik tertentu mengakibatkan menipisnya kadar oksigen di titik tersebut.Ditemui di tempat terpisah, Wali Kota Bandung H Dada Rosada meminta agar kepolisian mengusut tuntas pihak-pihak yang bertanggung jawab. "Sebenarnya, kejadian seperti ini bisa dicegah apabila panitia penyelenggara memiliki pengalaman dan profesional," tuturnya kemarin.Dada menegaskan, sebelumnya pemkot tidak pernah mengeluarkan izin. Jadi, tidak tahu ada peristiwa tersebut. Karena itu, pihaknya juga tidak mengawasi secara khusus acara yang dianggapnya ilegal tersebut. Dengan adanya peristiwa itu, dia menyatakan akan memperketat proses perizinan terhadap acara serupa.Pada kesempatan itu pula, pemkot memberikan uang duka kepada masing-masing korban sebesar Rp 5 Juta. Bantuan tersebut diserahkan langsung kepada keluarga korban kemarin (10/2). Bantuan juga diserahkan Asisten Daerah II Kota Bandung H Taufik Rahman, Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata M. Askary Wirantaatmaja, dan camat yang warganya menjadi korban.
Para penonton yang mulai rusuh di luar gedung berupaya menjebol pintu dan berhasil. Suasana kian tak terkendali ketika sejumlah penonton di dalam gedung berupaya keluar menjelang akhir konser pukul 20.20. Tumpukan arus penonton yang memaksa masuk dan yang berusaha keluar itumembuat beberapa penonton jatuh dan terinjak-injak.Setelah keadaan dapat dikendalikan, satu jam kemudian diketahui ada sepuluh orang tewas. Mereka adalah Diki Jaelani Sidik, 21, warga Kampung Leuweung Gede, Kota Cimahi; Agung Fauzi Pratama, 18, warga Cibaduyut Raya, Bojongloa Kidul, Bandung; Yusuf Ferdian, 19, warga Babakan Sari, Kiaracondung, Bandung; Ahmad Wahyu, usia belum diketahui, warga Jalan Sitimunigar, Nyengseret, Bandung; Ahmad Furqon Ramdhani, 21, warga Jl Sitimudiar, Nyengseret, Bandung. Kemudian, korban lainnya Novan, 17, warga Cihaur Hilir, RT 4 RW 8; Novi Febriani, 15, warga Babakan Tarogong; Yudi Kurniadi, 16, alamat belum diketahui, Tian Kristianto, usia belum diketahui, warga Babakan Sari, Kiara Condong; dan Dodi, usia dan alamat belum diketahui.Hingga tadi malam, beberapa jenazah korban sudah diambil keluarganya dari ruang pemulasaran jenazah RS Hasan Sadikin, Bandung. Bahkan, korban Novi Febriani sudah dimakamkan.
Menurut Kepala Tim Dokter Forensik RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Noorman Herryadi, sebagian besar korban tewas akibat kehabisan napas saat berdesak-desakan. "Mereka jatuh, terinjak-injak dan terimpit. Tanda-tanda kehabisan napas kita temukan di delapan korban yang sudah diotopsi," jelasnya. Ketika ditanya apakah korban tewas juga disebabkan minum alkohol, Noorman belum bisa memastikan. "Kita tunggu pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.Menyinggung soal izin penyelenggaraan, Kapolwil menjelaskan, panitia pertunjukan yang menghadirkan kelompok musik Beside itu sudah mendapatkan izin keamanan. Bahkan, lanjut dia, sebagai tindak lanjut pengamanan acara, polwiltabes menurunkan ratusan anggotanya. "Izin ada. Izin dikeluarkan berdasar rekomendasi dari Polres Bandung Tengah. Nah, untuk itu, kami lakukan pengamanan dalam acara tersebut," urainya.Yang patut disesalkan, saat acara berlangsung, panitia lalai mempersiapkan berbagai hal sebagai bentuk pengamanan dan keamanan bagi penonton. "Kalau itu dilakukan, tentu saja akan terhindar jatuhnya korban jiwa," terangnya.Kapolwil menambahkan, berdasar hasil otopsi, diperoleh keterangan bahwa korban meninggal karena kehabisan oksigen. Itu terjadi karena antara penonton di dalam dan di luar gedung berdesak-desakan. Semakin banyaknya kumpulan manusia di sebuah titik tertentu mengakibatkan menipisnya kadar oksigen di titik tersebut.Ditemui di tempat terpisah, Wali Kota Bandung H Dada Rosada meminta agar kepolisian mengusut tuntas pihak-pihak yang bertanggung jawab. "Sebenarnya, kejadian seperti ini bisa dicegah apabila panitia penyelenggara memiliki pengalaman dan profesional," tuturnya kemarin.Dada menegaskan, sebelumnya pemkot tidak pernah mengeluarkan izin. Jadi, tidak tahu ada peristiwa tersebut. Karena itu, pihaknya juga tidak mengawasi secara khusus acara yang dianggapnya ilegal tersebut. Dengan adanya peristiwa itu, dia menyatakan akan memperketat proses perizinan terhadap acara serupa.Pada kesempatan itu pula, pemkot memberikan uang duka kepada masing-masing korban sebesar Rp 5 Juta. Bantuan tersebut diserahkan langsung kepada keluarga korban kemarin (10/2). Bantuan juga diserahkan Asisten Daerah II Kota Bandung H Taufik Rahman, Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata M. Askary Wirantaatmaja, dan camat yang warganya menjadi korban.
0 komentar:
Post a Comment